Minggu, 08 Mei 2016

VALAS DAN TEORI KURS. TUGAS KULIAH



VALUTA ASING DAN TEORI KURS

PAPER
 UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekonomi Internasional
 yang dibina oleh Bapak Dr. Nasikh, S.E, M.P, M.Pd
Oleh:

Nadiyya Qurrotu Aini Zummi
120741421230
Nove Rizqi Faruq
120741404079
Nur Wakhidah Lailatul Ramadiana
120741404081
Nurul Miftakhul Jannah
120741421180
Pipit Fitriana
120741421189










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Maret 2015
VALUTA ASING, DAN TEORI KURS







A.    Pengertian Valas (Forex/ Foreign Currency)

Valas atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau Bank Indonesia (Hady, 2009:24).
Valas (Valuta Asing) adalah mata uang asing yang digunakan sebagai alat pembayaran atau tranksaksi yang sudah diterima oleh banyak negara. Valas (Valuta Asing) merupakan mata uang asing yang dapat digunakan dalam perdangan internasional, maupun pada saat melakukan wisata ke luar negeri dibutuhkan mata uang negara tersebut, misalnya pada saat kita melakukan wisata ke Amerika kita membutuhkan mata uang dollar, dengan adanya mata uang tersebut kita dapat dengan mudah melakukan transaksi ekonomi walaupun di luar negeri. Adanya valas karena masing-masing negara mempunyai mata uang yang berbeda. Mata uang yang digunakan dalam valuta asing yaitu U$ mata uang Amerika Serikat, Yen mata uang Jepang, Euro mata uang Eropa, dan Poundsterling mata uang Inggris.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap mata lainnya. Hard currency pada umumnya berasal dari negara-negara industri maju, seperti USD, JPY, DEM, GBP, FRF, AUD, dan SFR (Hady, 2009:24).
Hard currency, mata uang yang diharapkan mampu bertahan nilainya dan mata uang tersebut sudah diterima dalam transaksi internasional, yaitu mata uang U$, Yen, Euro, dan Poundsterling. Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainnya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresi atau umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang, seperti rupiah-Indonesia, peso-Filipina, bath-Thailand, dan rupee-India (Hady, 2009:24).

B.       Pasar Uang
            Bagi masyarakat secara umum, pasar merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang menjual barang dan orang-orang yang hendak membelinya. Barang yang diperjual belikan istilah lainya adalah komoditi, yang ditawarkan oleh penjual dan akan dibeli oleh pembeli. Secara spasial pasar merupakan tempat berjual beli dan bertemunya para penjual dan pembeli, namun itu terlalu sempit, karena saat ini seseorang yang ingin berjualan atau membeli tidak harus pergi ke tempat yang disebut pasar untuk menjual dan membeli komoditi yang diinginkan. Seperti berjualan online, pesan dan antar. Sehingga, pendefinisian pasar yang lebih kepada spatial, tergantikan oleh pengertian pasar sebagai mekanisme.
            Pasar atau market merupakan mekanisme yang menata berbagai bagian (parts) (Joesoef, 2008:3). Mekanisme tersebut didalamnya meliputi penjual dan pembeli, komoditas yang diperjualbelikan, aturan main tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati di antara pelakunya, serta regulasi pemerintah yang semuanya saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin.
            Suatu barang dapat dikatakan sebagai uang jika dapat difungsikan sebagai berikut (Joesoef, 2008:4):
1.      Alat pertukaran (medium of exchange), dapat dipertukarkan terhadap barang atau komoditas
2.      Alat penyimpan nilai (store of value), dapat disimpan dalam waktu yang lama, tidak khawatir akan menjadi busuk atau berkarat.
3.      Unit penghitung (unit of accounting), dapat menimbang nilai komoditas yang lain terhadapt komoditas yang lain.
            Dapat diambil kesimpulan bahwa uang adalah sebuah alat atau instrumen yang dapat difungsikan sebagai alat pertukaran, alat penyimpan nilai, dan unit penghitung. Selain itu yang dinamakan uang harus memiliki sifat probability, durability, divisibility, standardizability, recognizability.
            Pasar uang (money market), adalah suatu mekanisme di mana dana dipinjam/ diinvestasikan melalui instrumen-instrumen finansial jangka pendek. Pelaku dari pasar uang adalah Bank Sentral yang merupakan lembaga negara dengan tujuan mengelola jumlah uang yang beredar, mengatur level suku bungan, memelihara ketersediaan kredit, dan menjaga nilai tukar mata uang negara terhada mata uang lainya. Pelaku pasar uang dapat digolongkan menjadi dua:
1.      Kreditur, yaitu pihak yang bersedia menempatkan/menginvestasikan dananya.
2.      Debitur, pihak yang bersedia menerima penempatan dana kepadanya.
            Setiap negara memiliki dan mencetak mata uang masing-masing, untuk mempermudah sebuah transaksi antar negara yang memiliki komoditi yang berbeda dalam sebuah kegiatan ekspor maupun impor, maka ada yang disebut dengan pasar valuta asing, yaitu sebuah mekanisme dimana mata uang satu ditukar terhadap mata  uang lainya. Menurut Salvatore (1996:2) pasar valuta asing (foreigh exchange market) adalah sebuah pasar atau tempat pertemuan di mana individu, perusahaan, dan kalangan perbankan mengadakan jual berli mata uang dari berbagai negara atau valuta-valuta asing. Valas sendiri tidak memiliki bentuk fisik yang pasti karena lebih mengacu pada kegiatan dari pada lokasi fisik. Sebagai contoh, pasar valas yang memperdagangkan dolar Amerika Serikat mencakup berbagai tempat yang tersebar di belahan dunia. Dijual dan dibelinya dolar AS berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Di pasar-pasar itu dolar dipertukarkan dengan berbagai macam valuta asing. Pusat-pusat moneter yang tersebar di seluruh penjuru dunia disatukan oleh jaringan telepon, komputer dan internet, sehingga membentuk sebuah pasar globar integratif (tunggal) ynag berfungsi selama dua puluh empat jam. Satu pasar senantiasa menjalin hubungan dengan pusat-pusat yang lain sehingga tercipta suatu pasar valuta asing internasional yang tunggal.

C.      Kegunaan Pasar Valuta Asing
1.      Kliring
Pasar valuta asing memberikan jasa kliring bagi para pengusaha dan individu. Di dalam proses penetapan nilai tukar mata uang di suatu pasar, pada suatu negara, transaksi mata uang ditentukan oleh ekspor dan impor barang dan jasa dari negara (Lindert, 1995:340). Kliring merupakan suatu aktvitas yang terjadi yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk melakukan suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan transaksi tersebut.

2.      Hedging
Hedging, berarti menghindari kedua posisi mata uang asing yang “terbuka”, baik posisi “kelebihan” (long) atau memelihara harga netto dalam valuta asing dan posisi “kekurangan” (short) atau berutang mata uang asing yang jumlahnya lebih banyak daripada yang dimiliki (Lindert, 1995:342). Pasar valuta asing melayani para hedger dengan memungkinkan para hedger dari berbagai bangsa untuk melenyapkan posisi harta atau utang netto dalam mata uang yang mereka tidak ingini. Pasar valuta asing memberikan kesempatan pelayanan hedging yang sama pada setiap orang dalam segala jenis situasi yang melibatkan valuta asing (Lindert, 1995:342-343).

3.      Spekulasi
Spekulasi berarti mengingatkan diri pada nilai kekayaan masa depan yang tidak pasti diukur dengan mata uang dalam negeri. Kebanyakan dari kesanggupan tersebut didasarkan pada kesadaran, meskipun samar-samar terhadap harapan harga mata uang asing pada waktu yang akan datang (future price) (Lindert, 1995:343). Setiap orang menjadi spekulator apabila ia mau mengambil posisi netto dalam suatu mata uang tertentu, apabila motif dan harapannya tentang nilai tukar pada masa yang akan datang (Lindert, 1995:344). Tingkat keuntungan dari spekulasi uang asing tergantung pada apakah nilai mata uang tersebut turun sebentar prsentase tingkat bunga yang melebihi tingkat bunga dalam negeri atau tidak menjamin bahwa spekulasi akan menguntungkan (Lindert, 1995:345).

D.      Fungsi Pasar Valuta Asing
            Fungsi utama dari pasar Valas adalah sebagai tempat untuk transfer dana atau daya beli dari suatu negara, dengan mata uang ke suatu negara atau mata uang lainya kenegara kita. Proses transfer dilakukan dengan menggunakan media elektronik, sejalan dengan berkembangnya teknologi maka proses transfer semakin lebih mudah. Melalui jaringan elektronik sebuah bank domestik memberikan instruksi kepada salah satu bank koresponden yang berada di pusat moneter di luar negeri untuk membayar sejumlah uang dalam mata uang lokal, kepada seseorang dan memasukkannya ke rekening tertentu.
            Fungsi pokok dari pasar valas adalah fungsi kredit, pasar menyediakan kredit atau pinjaman untuk membiayai  berbagai transaksi internasional (Salvatore, 1996:7). Kredit di berlakukan ketika barang-barang yang diperjualbelikan sudah ada ditempat transit. Pihak pembeli barang diberi kesempatan untuk melakukan perdagangan dengan menjualkan barang tersebut terlebih dahulu meskipun tidak didukung dengan uang tunai. Proses kreditnya, pihak penjual pertama akan memperoleh pembayaran dari pihak bank, kemudian pihak bank akan memperoleh pembayaran nanti ketika pihak pembeli telah berhasil menjualkan barang yang dibelinya kepada pihak lain. Biasanya pengekspor memberi tenggang waktu hingga sembilan puluh hari bagi pengimpor untuk membayar. Fungsi kredit terjadi ketika pengekspor menginginkan pembayaran secara cepat dilakukan. Pengekspor yang dibayar cepat akan memberikan potongan harga atau diskonto, sehingga untuk sementara pihak banklah yang memberikan pembayaran tersebut. Kemudian bank akan menerima pembayaran dari pihak pengimpor dalam jumlah penuh jika barang sudah terjual, hal ini berarti pihak bank memberikan kredit kepada pihak pengimpor.

E.       Pasar Spot dan Pasar Forward
            Berdasarkan dari jangka waktu perpindahan dananya, pasar valas digolongkan menjadi dua macam transaksi (Joesoef, 2008:9-11):
1.      Transaksi Spot
      Transaksi Spot adalah jual beli valas secara tunai, yang mempertukarkan dua mata uang di mana penyerahan dana dilakukan dalam kurun waktu maksimum dua hari kerja setelah tanggal kontrak. Tanggal serah terima terjadi setelah tanggal kontrak yang dinamakan value spot, serah terima dapat dilakukan satu hari setelah tanggal kontrak, namun biasa dilakukan dan diselesaikan pada tanggal kontrak.
      Transaksi spot dapat di contohkan, Fatimah TKI di Singapura dan baru mendarat di bandara Abdurrahman Saleh, kemudian Fatimah menuju bank di Malang untuk menukar gajinya dari Singapura sebesar S$1.00 dengan Rp. Bank yang biasanya memajang papan (board) yang menginfromasikan nilai tukar mata uang Rp persetiap mata uang asing. Pada papan tercantum nilau tukar Rp4.000/S$, ini berarti setia S$1 setara dengan Rp4.000. Fatimah sepakat dengan nilai tukar S$1 = Rp4.000, dan terjadilah pertukaran. Bank menerima S$1.000 dari Fatimah, dan Fatimh mendapatkan Rp4 juta.
2.      Transaksi Forward
      Transaksi Forward merupakan jual beli valas secara berjangka, pertukaran dua mata uang asing dengan penyerahan dana dilakukan dalam kurun waktu lebih dari dua hari kerja, misalnya satu minggu, satu bulan, tiga bulan, atau satu tahun setelah tangggal kontrak. Sebagai contohnya, saat ini tanggal 24 maret 2015, beberapa bulan kedepan UM akan mengadakan sebuah seminar internasional pada tanggal 20 oktober 2015, dengan menghadirkan pembicara utama Michael E. Porter dari Havard University. Katakan saja Mr. Porter memasang tarif sebesar $10.000 untuk tiga hari di Indonesia dan empat jam ceramah dalam seminar. Tarif tersebut harus dibayarkan pada tanggal 20 oktober 2015.
      Misalkan harga $ pada tanggal 24 mare 2015 adalah Rp9.000 per satu unit $, sehingga jumlah rupian yang dibutuhkan untuk memperoleh $10.000 adalah Rp90.000.000 (dari 9.000 x 10.000). Masalah yang timbul adalah apakah harga $10.000 sekarang 24 maret 2015 pada harga Rp90 juta atau membeli $10.000 pada tanggal 20 oktober 2015, yaitu hari di mana Mr. Porter datang. Menimbang-nimbang permasalahan tersebut sehingga tersedialah transaksi forward sebagai alternatif yaitu, panitia seminar dapat memesan $10.000 sekarang, pada nilai tukar Rp per $ yang dikunci sekarang juga, dengan serah terima $ terhadap Rp yang akan dilakukan pada 20 oktober 2015.

F.     Efisiensi Pasar Valuta Asing
      Sebuah pasar dapat dikatan efisien ketika harga-harga yang berlaku sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia (Salvatore, 1996:41). Pasar valas dapat dikatan efisien ketika kurs berjangka atau forward rate yang sedang berlaku, secara akurat dapat memprediksi kurs spot yang akan berlaku dimasa selanjutnya. Maksudnya, dapat disebut efisien apabila kurs forward dapat memprediksi semua informasi yang ada dan secara cepat dapat menyesuaikan diri terhadap setiap informasi baru, sehingga investor tidak akan mendapat keuntungan secara terur-menerus dengan mendasarkan diri dari informasi yang mereka miliki.
      Tidak semua pasar valas dapat dikatan efisien, sejauh pengujian mengenai efisiensi pasar valas yang paling empiris dan cukup komperhensif pernah dilakukan oleh Levich dan sejumlah ekonom lianya meskipun kesimpulan yang mereka peroleh tidak seluruhnya seraganm. Sejumlah penguji menunjukkan bahwa sebuah pasar valas yang efisien, jika sedikit sekali terbuka peluang-peluang untuk melakukan arbitrase (proses memilih cara yang meguntungkan dalam membeli suatu mata uang dan kemudian secara simultan menjualnya terhadap mata uang lainya (Joesoef, 2008:33)) suku bunga bebas resiko, dan deviasi. Pasar valas baru dikatakan efisien jika para spekulator tidak dapat memperoleh keuntungan atau kerugian secara terus-menerus.


G.    Teori Kurs
Kurs adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara yang lain. Kurs digunakan sebagai pertukaran antar negara pada saat terjadi perdagangan internasional, misalnya untuk ekspor maupun impor. Terdapat dua komponen dasar dalam teori kurs moneter. Pertama, menghubungkan tingkat harga di negara yang berbeda terhadap penawaran mata uang negara. Kedua, menghubungkan tingkat harga terhadap kurs (Levi, 2004: 153)
 Komponen dasar dalam teori kurs yang pertama yaitu menghubungkan tingkat harga di negara yang berbeda terhadap mata uang. Misalnya, nilai uang di negara Inggris (poundsterling) berbeda dengan negara AS (dollar). Uang di negara yang berbeda dapat saling menggantikan akan berarti bahwa negara Inggris memandang kepemilikan dollar AS dapat memuaskan permintaan uangnya. Uang di negara yang berbeda merupakan  substitusi yang sempurna, dimana perubahan dalam penawaran uang di salah satu negara tidak akan menyebabkan kelebihan penawaran uang karena masyarakat di negara lain akan bersiap memegang uang tersebut (Levi, 2004: 154)
Kemudian komponen dasar kedua menghubungkan tingkat harga dengan kurs  yaitu tingkat harga yang lebih tinggi dan tingkat bunga yang lebih rendah akan menaikkan nominal uang yang diminta. Pendekatan moneter terhadap kurs mengasumsikan bahwa masyarakat menyesuaikan kepemilikan uangnya sampai kuantitas uang yang diminta sama dengan kuantitas uang yang ditawarkan. Sebagai contoh penawaran uang melebihi permintaan uang, pemerintah akan mencoba membelanjakan kelebihan penawaran uang dengan membeli barang atau obligasi. Begitu pula dengan kelebihan permintaan uang menyebabkan pengurangan dalam pembelanjaan barang dan oligasi, tingkat harga lebih rendah, tingkat bunga yang lebih tinggi, dan mengurangi jumlah barang yang diminta. Ini berlanjut sampai permintaan uang menurun hingga sama dengan penewaran uang (Levi, 2004: 155).
Prediksi lain dari pendekatan moneter adalah bahwa semakin tinggi tingkat bunga AS dibandingkan Inggris, semakin tinggi pula nilai dollar AS dari pound. Hal ini terjadi karena kenaikan yang tidak terduga dalam tingkat bunga nominal akan menyebabkan mata uang mengalami depresiasi. Alasan bagi pendekatan moneter ini adalah bahwa semakin tinggi bunga nominal, semakin rendah kuantitas riil yang diminta. Oleh karena itu, semakin rendah ekuilibrium penawaran uang riil dengan kenikan tingkat harga. Tingkat harga meningkat karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi permintaan uang, dengan demikian menciptakan kelebihan penawaran uang. Kelebihan penawaran menyebabkan pengeluaran tambahan yang akan mendorong kenaikan harga (Levi, 2004: 157)















DAFTAR RUJUKAN

Hady, Hamdy. 2009. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia.
Joesoef, JR. 2008. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat
Levi, Maurice D. Keuangan Internasional. 2004. Jakarta: Andi
Lindert, Peter, H. 1995. Ekonomi Internasional Edisi Ke Delapan. Jakarta: Erlangga.
Salvatore, Dominick. 1996. Ekonomi Internasional Edisi Kelima Jilid 2. Terjemahan Munandar. 1997. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar