Minggu, 08 Mei 2016

ANALISIS JURNAL



Nadiyya Qurrotu Aini Zummi
120741421230 / P.IPS off B

Judul jurnal              : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES
Oleh                                        : U. Nugroho, S. S. Edi
Mata Pelajaran          : Fisika
Abstrak                                  : Tujuan penelitian ini adalah menentukan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa akibat penerapan model kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dalam pembelajaran, serta mengetahui kelebihan, kekurangan dan kendala model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang. Perbedaan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tes dan aktivitas. Disarankan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dijadikan model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika.

1.      Variabel dalam penelitian ini:
-          Pembelajaran kooperatif tipe STAD
-          Pemahaman Siswa
-          Aktivitas Siswa
2.      Variabel dependent dan independent:
-          Variabel independent  : pembelajaran Kooperatif tipe STAD (X)
-          Variabel dependent     : pemahaman (Y1) dan Aktivitas siswa (Y2)
3.      Hubungan antar variabel:
      Hubungan antar variabel adalah Asimetris Birvariant
X                                 Y1
                                    Y2
4.      Definisi Operasional
a.      Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran  kooperatif merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk bisa bekerjasama. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh para ahli adalah STAD. Inti dari STAD adalah guru menyampaikan kompetensi dan indikator yang harus dicapai, kemudian para siswa bergabung dalam kelompok untuk membagi dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Model STAD ini mengkondisikan siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lain. Siswa dikelompokkan tidak hanya secara akademik, siswa juga berkelompok secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di Johns Hopkins University (Huda, 2013:201).
Keunggulan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa yakni, membuat siswa berinteraksi dan saling berdiskusi dalam memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif, menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Keunggulan bagi guru yakni, guru dalam mengelola pembelajaran cukup baik, dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan baik, mengubah pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa.
b.      Pemahaman dan Aktivitas Siswa
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel(1996) pemahaman termasuk dalam klasifikasi ranah kognitif level 2 setelah pengetahuan. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. Menurut Sudijono (2005:50) menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Menurut Anton M. Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. (Rosalia, 2005:2). Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

5.      Kerangka Berpikir














 










6.      Rumusan Masalah pada Jurnal Penelitian Eksperimen
a.       Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang terhadap mata pelajaran fisika?
b.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang pada mata pelajaran fisika dibandingkan dengan metode ceramah?
c.       Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses terhadap peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang pada mata pelajaran Fisika?
7.      Hipotesis pada Jurnal Penelitian Eksperimen
      Hipotesis yang terdapat pada jurnal menerangkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses terhadap peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang pada mata pelajaran Fisika.
      Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemahaman siswa pada pokok bahasan elastisitas di kelas eksperimen yang dikenai metode STAD berorientasi keterampilan proses lebih baik jika dibandingkan dengan pemahaman siswa kelas kontrol yang dikenai metode konvensional (ceramah). Metode pembelajaran kooperatif STAD menjadikan siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran, aktivitasnya meningkat, nerani menyampaiakn pendapat, mempu menjelaskan persoalan pelajaran lewat diskusi dan kerja kelompok, nilai afeksi dan psikomotonya juga meningkat.

8.      Kajian Literatur
No.
Judul Kajian Literatur
Tahun Kajian literatur
Kajian
1.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR KELAS X JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN
Tahun: 2013.
Bentuk literatur: ARTIKEL SKRIPSI
Oleh: Harmoko
Guna: Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jenis penelitian: Quasy Experimen
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif model student teams-achievement divisions (STAD) terhadap hasil belajar menggunakan alat ukur, (2)mengetahui peningkatan penerapan pembelajaran kooperatif model student teams-achievement divisions (STAD) terhadap keaktifan siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa:
(1) hasil belajar pada kelas kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional memperoleh mean 73,06 dengan kategori sedang; modus 75; median 75; nilai tertinggi 84 (sangat tinggi); dan nilai terendahnya adalah 56 (rendah sekali). Hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran STAD memperoleh mean 79,06 dengan kategori tinggi;  modus 78; median 78; nilai tertinggi 91 (sangat tinggi sekali); dan nilai terendahnya adalah 69 (rendah).
(2) keaktifan siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dari 62,86% menjadi 79,07%, sedangkan peningkatan keaktifan siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari 50,79% menjadi 55,36%. Pembelajaran model STAD efektif diterapkan pada pembelajaran menggunakan alat ukur dilihat dari keaktifan siswa kelas eksperimen yang lebih baik dan berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol.
2.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SD NEGERI KECANDRAN 01 GUGUS GAJAHMADA KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA SEMESTER II  TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Tahun: 2012.
Bentuk literatur: SKRIPSI
Oleh: Katalina
Guna: Diajukan kepada Program Studi Si Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Jenis penelitian: Experimen
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan  Alam (IPA) siswa kelas V SDN Kecandran 01. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas di dua SD, yaitu SDN Dukuh 03 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 21 siswa yang menggunakan model pembela jaran konvesional dan kelas V SDN Kecandran  01 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 25 siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD Mata pelajaran yang diteliti adalah IPA (Cahaya dan Sifat-sifatnya).
Setelah dilaksanakan analis data hasil dari uji t-tes diketahui nilai t adalah 7,745 dengan probabilitas signifikan 0.00<0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional. Perbedaaan rata-rata berkisar antara 9,39755 sampai 16,00816 dengan perbedaan rata-rata 12,70286, dilihat skor rata-rata hitung prestasi belajar, siswa yang pembelajarannya menggunakan Model pembelajaran  kooperatif tipe STAD mempunyai skor rata-rata 10,04. Sedangkan pembelajarannya menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata hitung 04,81. Hasil penelitian ini menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dengan mengunakan. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Konvensional, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ModelPembelajaran Kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) kelas V SDN Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
Tahun: 2012.
Bentuk literatur: Jurnal
Oleh: Rudiansyah
Guna: Diajukan kepada Jurusan Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi Bandung
Jenis penelitian: Quasy Experimen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematik siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar matematik siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMP Raksanagara Cililin Kabupaten Bandung Barat kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil pengolahan secara statistik terhadap data skor pre-tes dan pos-tes dengan bantuan software Minitab 16, dengan taraf nyata α=0.05 diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar matematik siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran ini dapat dimanfaatkan dan memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

9.      Rancangan Penelitian pada Jurnal Penelitian Eksperimen
                  Jurnal penelitian yang berjudul PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES karya U. Nugroho, S. S. Edi, ini merupakan Penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Randomized Pre Test – Post Test Design. Waktu yang digunakan dari kedua kelompok adalah 4 jam pelajaran, 1 jam untuk pretest, 2 jam untuk pembelajaran, 1  jam untuk post  test. Setiap jam  pelajaran  dengan  alokasi  45  menit.  Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dan  kelas  kontrol  pada  tahap  pertama  dilaksanakan pretes  kemudian  kelas  eksperimen  dilaksanakan pembelajaran  dengan  model  pembelajaran  kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan metode  ceramah.  Pada  tahap  selanjutnya  pada  kelas eksperimen dan  kelas  kontrol  dilaksanakan  post  test untuk  evaluasi.  Populasi  dalam  penelitian ini  adalah seluruh siswa kelas XI pada SMA Negeri 7 Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar