Rabu, 02 April 2014

TEORI GLOBALISASI

TEORI GLOBALISASI


MAKALAH
 UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teori-Teori Sosial
yang dibina oleh Bapak Drs., I Nyoman Ruja., S.U

Oleh:
Chilma Alawiyah (120741421192)
Nadiyya Qurrotu Aini Zummi (120741421230)
Nurul Miftahul Janah (120741421180)
Siska Astarina (120741404159)

 






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2013




KATA PENGANTAR
                        Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ni’mat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Teori Globalisasi”, dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
                        Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Teori-teori Sosial yang dibina oleh Bapak Drs., I Nyoman Ruja., S.U, selaku pengampu mata kuliah Teori-teori Sosial Pogram Studi S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Negeri Malang (UM).
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai apabila terdapat saran maupun kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembacanya untuk memperluas khasanah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan zaman, khususnya bagi khasanah Ilmu Teori-teori Sosial. Amin.



Malang, September 2013
                                                                                               


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat (Azay:2011).
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama (Azay:2011).
            Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
1.2  Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas, maka topik bahasan yang dapat di rumuskan :
1.2.1        Apa saja teori-teori globalisasai yang dikemukakan para ahli?
1.2.2        Apa saja ciri-ciri globalisasi?
1.2.3        Bagaimana sejarah globalisasi?
1.2.4        Bagaimana dampak-dampak globalisasi terhadap negara-negara maju dan berkembang?
1.3  Tujuan
1.3.1        Mengetahui apa saja teori-teori globalisasi yang pernah di kemukakan para ahli.
1.3.2        Mengetahui apa saja ciri-ciri globalisasi di negara maju maupun berkembang.
1.3.3        Mengetahui sejarah globalisasi.
1.3.4        Mengetahui dampak-dampak globalisasi terhadap negara-negara maju dan berkembang.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Teori-teori Globalisasi
            Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat beberapa posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1.    Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen.
2.    Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
3.    Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
4.    Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
5.    Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan (Azay:2011).
2.2    Ciri-ciri Globalisasi
            Ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan antara lain:
1.        Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2.        Penyebaran prinsip multi-kebudayaan.
3.        Berkembangnya industry pariwisata.
4.        Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5.        Berkembangnya mode yang berskala global.
6.        Bertambah banyaknya event-event berskala global.
            Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia, yaitu:
a.    Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia.
b.    Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
c.    Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
d.   Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
e.    Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
                                                      
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial (Mira:2012).

2.3    Sejarah Globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan Mc Donald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi (Mira:2012).
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Kemudian fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Akhirnya, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur (Mira:2012).

2.4    Dampak-dampak Globalisasi
Adanya globalisasi mampu membuat dunia tampak sempit, dahulu apabila kita akan menonton siaran sepak bola kita harus ke negara yang mengadakan pertandingan. Tapi sekarang kita tidak perlu kemana-mana, kita cukup melihat di televisi. Ketika akan menghubungi seseorang kita harus bertemu dengan orang tersebut, tetapi sekarang dengan adanya pesawat telepon kita tidak perlu bertemu langsung cukup berbicara melalui telepon saja. Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya.
1.    Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
            Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD. Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang canggih membuat seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan banyak berkurang. Manfaat globalisasi di antaranya adalah informasi yang dapat diperoleh secara mudah, cepat, dan lengkap dari seluruh dunia sehingga pengetahuan dan wawasan manusia menjadi lebih luas. Akan tetapi dengan adanya arus globalisasi kadang-kadang tidak disertai penyaringan. Semua informasi diterima apa adanya. Hal itu berakibat pada perubahan pola hidup, pola pikir, dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan bangsa Indonesia. Segi budaya merupakan segi yang paling rentan terkena dampak negatifnya. Bentuk informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas mampu memengaruhi pola bertindak dan berpikir generasi muda. Sebagai contoh, menurunnya budaya membaca di kalangan pelajar, mereka lebih suka melihat televisi yang memperlihatkan tontonan yang mengandung unsur kekerasan yang kemudian mereka tiru.
2.    Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
            Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif. Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan generasi muda. Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.

3.    Dampak Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik
            Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan).

a.    Dampak Positif Globalisasi:
·      Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
·      Mudah melakukan komunikasi.
·      Cepat dalam bepergian.
·      Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran.
·      Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
·      Mudah memenuhi kebutuhan.
·      Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor.
b.    Dampak Negatif Globalisasi:
·      Informasi yang tidak tersaring.
·      Perilaku konsumtif.
·      Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit.
·      Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk.
·      Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
·      Ancaman masuknya tenaga kerja asing di Indonesia yang lebih profesional SDM-nya.








BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.banyak berbagai pendapat tentang pengertian globalisasi dari para positif,pesimis tradisionalis dan lain-lain. Bahkan dari para globalis pesimis membentuk suatu organisasi yang menentang adanya hal tersebut karena mereka berfikir globalisasi sebenarnya hanyalah tak-tik dari negara-negara maju utuk menguasai dunia.
  Secara tidak langsung semua orang turut andil dalam terjadinya globalisasi baiksecara sadar ataupun tidak,karena hal kecil seperti elektronik yang biyasa kita pakai tersebut adalah termasuk dalam hasil dari globalisasi dimana globalisasi juga bisa melalui perdagangan sera budaya budaya.ketika kita mempunyai sikap terbuka terhadap budaya lain maka secara perlahan-perlahan budaya kita akan tergeser dengan buda-budaya baru yang lebih global.
Dampak dari globalisasi sendiri sangat banyak baik positif maupun negatif, antara lain dampak positifnya para generasi-generasi muda sekarang bisa merasakan produk-produk elektronik ang lebih ccaggih juga sarana prasarana dalam pendidikan maupun kesehatan semakin maju.tetapi dampak negatifnya dari segi budaya lambat laun budaya kita menjadi tergeser oleh budaya-budaya kaum kapitalis yang semakin menjamur di negar-negara maju.
3.2    Saran
            Sebaiknya dalam menanggapi masalah yang terjadi di masa globalisasi sekarang ini harus dengan keterpaduan cara berpikir. Teori-teori globalisasi menjelaskan banyak pengertian tentang globalisasi dari hal-hal yang positif sampai dengan negatif, sehingga lebih baik kita bersikap terpadu dalam menghadapi sesuatu yang telah terjadi, sekarang terjadi, maupun yang akan terjadi, dengan berbagai aspek pandangan.





DAFTAR PUSTAKA
Luph na, Azay.2011 http://azayluphna.blogspot.com/2011/04/pengertian-ciri-teori-globalisasi.html. Diakses tanggal 13 September 2013
Mira. 2012. raamira.blogspot.com/2012/06/makalah-teori-globalisasi-dalam.html. Diakses tanggal 13 September 2013