TEORI GLOBALISASI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH
Teori-Teori Sosial
yang dibina oleh Bapak Drs., I Nyoman Ruja., S.U
Oleh:
Chilma Alawiyah (120741421192)
Nurul Miftahul Janah (120741421180)
Siska Astarina (120741404159)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas ni’mat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulisan makalah yang
berjudul “Teori Globalisasi”, dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah Teori-teori Sosial yang dibina oleh Bapak Drs., I Nyoman Ruja., S.U, selaku pengampu mata kuliah
Teori-teori Sosial Pogram Studi S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di
Universitas Negeri Malang (UM).
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan
makalah ini. Namun, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai
apabila terdapat saran maupun kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembacanya
untuk memperluas khasanah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang
mengikuti kemajuan zaman, khususnya bagi khasanah Ilmu Teori-teori Sosial. Amin.
Malang,
September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat
(Azay:2011).
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama (Azay:2011).
Scholte
melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
- Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya
hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin
tergantung satu sama lain.
- Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor,
lalu lintas devisa, maupun migrasi.
- Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di
satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
- Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
- Hubungan
transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat
definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status
ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka topik bahasan yang dapat di
rumuskan :
1.2.1
Apa saja teori-teori globalisasai yang dikemukakan
para ahli?
1.2.2
Apa saja ciri-ciri globalisasi?
1.2.3
Bagaimana sejarah globalisasi?
1.2.4
Bagaimana dampak-dampak globalisasi terhadap negara-negara
maju dan berkembang?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui apa saja teori-teori globalisasi yang pernah
di kemukakan para ahli.
1.3.2
Mengetahui apa saja ciri-ciri globalisasi di negara maju
maupun berkembang.
1.3.3
Mengetahui sejarah globalisasi.
1.3.4
Mengetahui dampak-dampak globalisasi terhadap
negara-negara maju dan berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori-teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat beberapa posisi
teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1.
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah
kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga
di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan
dan ekonomi global yang homogen.
2.
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan
masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
3.
Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi
adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya
dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang
globalisasi (antiglobalisasi).
4.
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah
menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah
kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari
produksi dan perdagangan kapital.
5.
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan
tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat
dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa
sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat
bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang
saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar
tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa
dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat
dikendalikan (Azay:2011).
2.2 Ciri-ciri
Globalisasi
Ciri-ciri berkembangnya globalisasi
kebudayaan antara lain:
1.
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
2.
Penyebaran
prinsip multi-kebudayaan.
3.
Berkembangnya
industry pariwisata.
4.
Semakin
banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5.
Berkembangnya
mode yang berskala global.
6.
Bertambah
banyaknya event-event berskala global.
Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia, yaitu:
a.
Hilir
mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan
antarmanusia di seluruh dunia.
b.
Perubahan
dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
c.
Pasar
dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
d.
Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
e.
Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,
inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy
dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut
ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial (Mira:2012).
2.3
Sejarah Globalisasi
Banyak
sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan
globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad
yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia
mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat
itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik
melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk
berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan Mc Donald di seluruh pelosok dunia
menunjukkan telah terjadinya globalisasi (Mira:2012).
Fase
selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi
Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika
Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum
pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad,
arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase
selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor
eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang
meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan
dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan
internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa
pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin
berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya,
sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai
cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari
Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan
multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Kemudian
fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan
kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan
diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan
teknologi komunikasi dan transportasi. Akhirnya, sekat-sekat antar negara pun
mulai kabur (Mira:2012).
2.4
Dampak-dampak Globalisasi
Adanya
globalisasi mampu membuat dunia tampak sempit, dahulu apabila kita akan
menonton siaran sepak bola kita harus ke negara yang mengadakan pertandingan.
Tapi sekarang kita tidak perlu kemana-mana, kita cukup melihat di televisi.
Ketika akan menghubungi seseorang kita harus bertemu dengan orang tersebut,
tetapi sekarang dengan adanya pesawat telepon kita tidak perlu bertemu langsung
cukup berbicara melalui telepon saja. Adanya globalisasi membawa manfaat bagi
umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya.
1.
Dampak
Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
Semakin bertambah globalnya berbagai
nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian
barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam
bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD. Dampak positif globalisasi di bidang sosial
adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan
mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan
jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda
yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan
meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran,
melukis di tembok-tembok, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang canggih
membuat seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa
kebersamaan banyak berkurang. Manfaat globalisasi di antaranya adalah informasi
yang dapat diperoleh secara mudah, cepat, dan lengkap dari seluruh dunia
sehingga pengetahuan dan wawasan manusia menjadi lebih luas. Akan tetapi dengan
adanya arus globalisasi kadang-kadang tidak disertai penyaringan. Semua
informasi diterima apa adanya. Hal itu berakibat pada perubahan pola hidup,
pola pikir, dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan bangsa
Indonesia. Segi budaya merupakan segi yang paling rentan terkena dampak
negatifnya. Bentuk informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas mampu
memengaruhi pola bertindak dan berpikir generasi muda. Sebagai contoh,
menurunnya budaya membaca di kalangan pelajar, mereka lebih suka melihat
televisi yang memperlihatkan tontonan yang mengandung unsur kekerasan yang
kemudian mereka tiru.
2.
Dampak
Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak positif globalisasi di bidang
ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar
produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era
globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif. Sedangkan dampak
negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan generasi
muda. Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa
menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Globalisasi dan
liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup
yang lebih tinggi. Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar
negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan
multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan
dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya
lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional,
WTO.
3.
Dampak
Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik
Negara tidak lagi dianggap sebagai
pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di
negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah
sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan).
a.
Dampak
Positif Globalisasi:
·
Mudah
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
·
Mudah
melakukan komunikasi.
·
Cepat
dalam bepergian.
·
Menumbuhkan
sikap kosmopolitan dan toleran.
·
Memacu
untuk meningkatkan kualitas diri.
·
Mudah
memenuhi kebutuhan.
·
Semakin
terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor.
b.
Dampak
Negatif Globalisasi:
·
Informasi
yang tidak tersaring.
·
Perilaku
konsumtif.
·
Membuat
sikap menutup diri, berpikir sempit.
·
Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk.
·
Mudah
terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
·
Ancaman
masuknya tenaga kerja asing di Indonesia yang lebih profesional SDM-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.banyak berbagai pendapat tentang pengertian
globalisasi dari para positif,pesimis tradisionalis dan lain-lain. Bahkan dari
para globalis pesimis membentuk suatu organisasi yang menentang adanya hal
tersebut karena mereka berfikir globalisasi sebenarnya hanyalah tak-tik dari
negara-negara maju utuk menguasai dunia.
Secara
tidak langsung semua orang turut andil dalam terjadinya globalisasi baiksecara
sadar ataupun tidak,karena hal kecil seperti elektronik yang biyasa kita pakai
tersebut adalah termasuk dalam hasil dari globalisasi dimana globalisasi juga
bisa melalui perdagangan sera budaya budaya.ketika kita mempunyai sikap terbuka
terhadap budaya lain maka secara perlahan-perlahan budaya kita akan tergeser
dengan buda-budaya baru yang lebih global.
Dampak dari globalisasi sendiri sangat banyak
baik positif maupun negatif, antara lain dampak positifnya para
generasi-generasi muda sekarang bisa merasakan produk-produk elektronik ang
lebih ccaggih juga sarana prasarana dalam pendidikan maupun kesehatan semakin
maju.tetapi dampak negatifnya dari segi budaya lambat laun budaya kita menjadi
tergeser oleh budaya-budaya kaum kapitalis yang semakin menjamur di
negar-negara maju.
3.2 Saran
Sebaiknya
dalam menanggapi masalah yang terjadi di masa globalisasi sekarang ini harus
dengan keterpaduan cara berpikir. Teori-teori globalisasi menjelaskan banyak
pengertian tentang globalisasi dari hal-hal yang positif sampai dengan negatif,
sehingga lebih baik kita bersikap terpadu dalam menghadapi sesuatu yang telah
terjadi, sekarang terjadi, maupun yang akan terjadi, dengan berbagai aspek
pandangan.
DAFTAR PUSTAKA
Luph na, Azay.2011
http://azayluphna.blogspot.com/2011/04/pengertian-ciri-teori-globalisasi.html.
Diakses tanggal 13 September 2013
Mira. 2012.
raamira.blogspot.com/2012/06/makalah-teori-globalisasi-dalam.html. Diakses tanggal
13 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar