PENGANTAR ANTROPOLOGI
TUGAS OBSERVASI
Nama: Nadiyya Qurrotu Aini Zummi
Prodi:
P.IPS
Tema Observasi : Pedagang / Penjual
Tempat Observasi : Pasar Tumpahan Matos
PENJUAL PENTOL BAKAR
A.
Deskripsi
Pentol atau cilok merupakan makanan
favorit bagi orang-orang secara umum dimanapun berada. Cilok biasanya dijual
dengan menggunakan motor dengan rombong, dijual berkeliling, dan juga dijual di
tempat-tempat yang ramai pembelinya, seperti di sekolah-sekolah baik SD, SMP,
SMA maupun di sekitar Kampus.
Pentol atau cilok biasanya dijual dengan
berbagai variasi nama, seperti cilok telor, cilok goreng, pentol bakar, cilok
daging. Meski variasi nama berbeda-beda namun bahan dasar untuk membuatnya sama.
Pentol bakar merupakan salah satu jenis pentol
atau cilok yang sangat digemari oleh orang-orang secara umum, terlebih-lebih
anak-anak SD, SMP, SMA dan Mahasiswa bahkan juga karyawan-karyawan kantor atau
keryawan dari MATOS juga. Pentol bakar yang sangat favorit penjualannya
terletak di Jalan Veteran yang merupakan pasar tumpahan dari MATOS (Malang Town
Square) tepatnya terletak di sebelah pojok kanan depan matos atau sebelah pojok
kiri Universitas Negeri Malang.
Penjualan pentol bakar yang merupakan
pasar tumpahan dari MATOS sudah berlangsung sekitar 2 tahun lebih. Dengan buka
penjualan pentol bakar tersebut sebagai cabang dari pusat penjualan pentol
bakar yang terletak di jalan Maijen Panjahitan. Disini penjual hanya sebagai
karyawan, dan yang berjualan ada dua orang yang bekerjasama, yakni bapak Dani
dan Safril, masing berumur 20 dan 25.
Dalam proses penjualan, mulai berjualan
sekitar jam 9 sampai sore sekitar jam 4 atau 5 lebih sekiranya pembeli sudah
sepi atau sudah tak ada lagi pembeli maka penjualan disudahi. Pada proses
penjualan di tempat, bahan sudah dalam keadaan jadi, maksudnya pentol sudah
matang hanya tinggal proses pembumbuan dan pembakaran saja. Sebelumnya proses
pembuatan dari bahan mentah menjadi bahan jadi di tempat pusat penjualan
Panjahitan. Dimulai dengan bahan-bahan tepung, daging, tahu, pangsit. Setelah
itu bahan diolah dan dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu, pentol / cilok, somay,
dan pentol tahu. Setelah itu di kukus, dan setelah masak pentol, somay, dan
tahu di tusuk dengan masing-masing 1 tusuk terdapat 4 biji.
Setelah siap, pentol, somay, dan pentol
tahu yang siap bakar tadi tinggal dibawa ke tempat yang biasanya berjualan
yakni di Jalan Veteran pojok kanan MATOS. Dalam proses penjualan, atau proses
pengolahan menjadi siap jual dimulai dari proses pembumbuan yaitu, pentol /
cilok, somay, pentol tahu yang sudah di tusuk dengan masing-masing 1 tusuk 4
biji dicelupkan kedalam bumbu yang berkomposisikan kacang yang sudah di
lembutkan, kecap, gula kelapa atau gula merah yang sudah mencair dan bumbu
penyedap, lalu didiamkan beberapa saat agar lebih merata dan meresap bumbunya.
Sambil menunggu bumbu meresap dan merata di lakukan proses menyiapkan
pembakaran. Diantaranya menyiapkan arang, kipas, korek api, dan besi pemanggang.
Arang di siapkan lalu korek api di digunakan untuk membakar agar terdapat bara,
lalu arang dikipasi agar baranya tidak mati. Setelah cukup membara, lalu cilok
atau somay atau pentol tahu di bakar sambil dikipasi. Setelah dirasa cukup
sekitar 1 menit lalu di balik. Setelah pembalikan cilok atau somay atau pentol
tahu, lalu di taruh ditempat wadah baskom alumunium yang sudah disiapkan untuk cilok
yang sudah selesai pembakaran dan siap jual.
Untuk pembelian biasanya pembeli memilih
sesuai dengan selera yang di sukai, kadang hanya cilok saja atau somay atau
pentol tahu saja, kadang juga ada yang suka campur atau kombinasi dari dua
jenis saja. Lalu setelah memilih sesuai selera cilok atau somay atau pentol
tahu itu dimasukkan kedalam plastik yang sudah disiapkan dan ditambahkan saus
kacang sedikit dan kecap, jika suka dengan pedas ditambah dengan sambal cair. Penjualannya
dengan uang Rp.2000 mendapatkan 3 tusuk, Rp.5000 mendapat 8 tusuk. Dalam proses
penjualan jika barang sudah habis stoknya tidak langsung disudahi penjualannya
namun langsung menghubungi penjual pusat untuk dikirim stok yang habis. Biasanya
dalam penjualan dalam satu hari mendapat untung kotor yang diperoleh sekitar 1
juta sampai 1,5 juta. Uang yang diperoleh dari penjualan langsung disetorkan
kepada penjual pusat, lalu di upahakan sekitar 20% masing-masing.
B.
Tanggapan
Dalam observasi tentang pentol bakar,
menurut pendapat saya penjualan pentol bakar merupakan penjualan yang sangat
menguntungkan, dikarenakan banyak yang sangat menyukai dan menggemari jajanan
ini juga tempatnya yang strategis. Pentol bakar yang merupakan tumpahan pasar
MATOS, adalah jajanan yang paling paling banyak penggemarnya, dilihat dari
bahan-bahan pembuatannya pun juga termasuk makanan yang aman konsumsi, bebas
bahan-bahan yang berbahaya, seperti saos yang tidak aman konsumsi karena
terlalu banyak bahan pengawet dan bahannya pun tidak jelas steril atau tidak.
Pentol bakar tidak menggunakan bahan-bahan separti pada cilok-cilok biasanya,
hanya menggunakan kecap, sambal buatan sendiri, dan saus kacang, yang terbuat
dari kacang yang sudah dilembutkan di tambah dengan gula merah atau gula kelapa
yang sudah mencair dan juga kecap secukupnya.
Pentol bakar merupakan jajanan yang mudah
di dapat, dan juga terjangkau dari kalangan manapun. Letaknya yang sangat
strategis memudahkan untuk mendapatkannya dan juga letaknya tidak mengganggu
jalan raya. Harganyapun yang sangat terjangkau menjadikan banyak pembelinya,
bahkan saking banyaknya pembeli sampai mengantri-antri bahkan sebelum banyak
pembeli yang datang dan mengantri penjual pentol bakar tersebut sudah membakar
terlebih dahulu dan menyiapkan yang sudah matang untuk siap-siap agar tidak
terlalu banyak yang mengantri.
Namun disisi lain pentol bakar menyebabkan
polusi udara, karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran menyebar
kemana-mana, dan juga dapat memicu pemanasan global karena asap yang berasal
dari pembakaran yang tidak sempurna dapat mengendap di ozon dan dapat menyebabkan
penipisan lapisan ozon.
Meskipun begitu asap yang timbul dari
pembakarn merupakan daya tarik tersendiri bagi pembeli yang baunya sangat harum
dan menyebabkan ingin membelinya. Bau yang timbul dari asap tersebut sama
halnya dengan bau sate yang sedang dibakar, sehingga banyak yang berminat ingin
mencicipi dan membelinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar