Sabtu, 15 Juni 2013

PENGANTAR ANTROPOLOGI, TUGAS OBSERVASI, "PENJUAL PENTOL BAKAR"

PENGANTAR ANTROPOLOGI
TUGAS OBSERVASI
Nama: Nadiyya Qurrotu Aini Zummi
Prodi: P.IPS
Tema Observasi           : Pedagang / Penjual
Tempat Observasi       : Pasar Tumpahan Matos

PENJUAL PENTOL BAKAR
A.    Deskripsi
      Pentol atau cilok merupakan makanan favorit bagi orang-orang secara umum dimanapun berada. Cilok biasanya dijual dengan menggunakan motor dengan rombong, dijual berkeliling, dan juga dijual di tempat-tempat yang ramai pembelinya, seperti di sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA maupun di sekitar Kampus.
      Pentol atau cilok biasanya dijual dengan berbagai variasi nama, seperti cilok telor, cilok goreng, pentol bakar, cilok daging. Meski variasi nama berbeda-beda namun bahan dasar untuk membuatnya sama.
      Pentol bakar merupakan salah satu jenis pentol atau cilok yang sangat digemari oleh orang-orang secara umum, terlebih-lebih anak-anak SD, SMP, SMA dan Mahasiswa bahkan juga karyawan-karyawan kantor atau keryawan dari MATOS juga. Pentol bakar yang sangat favorit penjualannya terletak di Jalan Veteran yang merupakan pasar tumpahan dari MATOS (Malang Town Square) tepatnya terletak di sebelah pojok kanan depan matos atau sebelah pojok kiri Universitas Negeri Malang.
      Penjualan pentol bakar yang merupakan pasar tumpahan dari MATOS sudah berlangsung sekitar 2 tahun lebih. Dengan buka penjualan pentol bakar tersebut sebagai cabang dari pusat penjualan pentol bakar yang terletak di jalan Maijen Panjahitan. Disini penjual hanya sebagai karyawan, dan yang berjualan ada dua orang yang bekerjasama, yakni bapak Dani dan Safril, masing berumur 20 dan 25.
      Dalam proses penjualan, mulai berjualan sekitar jam 9 sampai sore sekitar jam 4 atau 5 lebih sekiranya pembeli sudah sepi atau sudah tak ada lagi pembeli maka penjualan disudahi. Pada proses penjualan di tempat, bahan sudah dalam keadaan jadi, maksudnya pentol sudah matang hanya tinggal proses pembumbuan dan pembakaran saja. Sebelumnya proses pembuatan dari bahan mentah menjadi bahan jadi di tempat pusat penjualan Panjahitan. Dimulai dengan bahan-bahan tepung, daging, tahu, pangsit. Setelah itu bahan diolah dan dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu, pentol / cilok, somay, dan pentol tahu. Setelah itu di kukus, dan setelah masak pentol, somay, dan tahu di tusuk dengan masing-masing 1 tusuk terdapat 4 biji.
      Setelah siap, pentol, somay, dan pentol tahu yang siap bakar tadi tinggal dibawa ke tempat yang biasanya berjualan yakni di Jalan Veteran pojok kanan MATOS. Dalam proses penjualan, atau proses pengolahan menjadi siap jual dimulai dari proses pembumbuan yaitu, pentol / cilok, somay, pentol tahu yang sudah di tusuk dengan masing-masing 1 tusuk 4 biji dicelupkan kedalam bumbu yang berkomposisikan kacang yang sudah di lembutkan, kecap, gula kelapa atau gula merah yang sudah mencair dan bumbu penyedap, lalu didiamkan beberapa saat agar lebih merata dan meresap bumbunya. Sambil menunggu bumbu meresap dan merata di lakukan proses menyiapkan pembakaran. Diantaranya menyiapkan arang, kipas, korek api, dan besi pemanggang. Arang di siapkan lalu korek api di digunakan untuk membakar agar terdapat bara, lalu arang dikipasi agar baranya tidak mati. Setelah cukup membara, lalu cilok atau somay atau pentol tahu di bakar sambil dikipasi. Setelah dirasa cukup sekitar 1 menit lalu di balik. Setelah pembalikan cilok atau somay atau pentol tahu, lalu di taruh ditempat wadah baskom alumunium yang sudah disiapkan untuk cilok yang sudah selesai pembakaran dan siap jual.
      Untuk pembelian biasanya pembeli memilih sesuai dengan selera yang di sukai, kadang hanya cilok saja atau somay atau pentol tahu saja, kadang juga ada yang suka campur atau kombinasi dari dua jenis saja. Lalu setelah memilih sesuai selera cilok atau somay atau pentol tahu itu dimasukkan kedalam plastik yang sudah disiapkan dan ditambahkan saus kacang sedikit dan kecap, jika suka dengan pedas ditambah dengan sambal cair. Penjualannya dengan uang Rp.2000 mendapatkan 3 tusuk, Rp.5000 mendapat 8 tusuk. Dalam proses penjualan jika barang sudah habis stoknya tidak langsung disudahi penjualannya namun langsung menghubungi penjual pusat untuk dikirim stok yang habis. Biasanya dalam penjualan dalam satu hari mendapat untung kotor yang diperoleh sekitar 1 juta sampai 1,5 juta. Uang yang diperoleh dari penjualan langsung disetorkan kepada penjual pusat, lalu di upahakan sekitar 20% masing-masing.
B.     Tanggapan
      Dalam observasi tentang pentol bakar, menurut pendapat saya penjualan pentol bakar merupakan penjualan yang sangat menguntungkan, dikarenakan banyak yang sangat menyukai dan menggemari jajanan ini juga tempatnya yang strategis. Pentol bakar yang merupakan tumpahan pasar MATOS, adalah jajanan yang paling paling banyak penggemarnya, dilihat dari bahan-bahan pembuatannya pun juga termasuk makanan yang aman konsumsi, bebas bahan-bahan yang berbahaya, seperti saos yang tidak aman konsumsi karena terlalu banyak bahan pengawet dan bahannya pun tidak jelas steril atau tidak. Pentol bakar tidak menggunakan bahan-bahan separti pada cilok-cilok biasanya, hanya menggunakan kecap, sambal buatan sendiri, dan saus kacang, yang terbuat dari kacang yang sudah dilembutkan di tambah dengan gula merah atau gula kelapa yang sudah mencair dan juga kecap secukupnya.
      Pentol bakar merupakan jajanan yang mudah di dapat, dan juga terjangkau dari kalangan manapun. Letaknya yang sangat strategis memudahkan untuk mendapatkannya dan juga letaknya tidak mengganggu jalan raya. Harganyapun yang sangat terjangkau menjadikan banyak pembelinya, bahkan saking banyaknya pembeli sampai mengantri-antri bahkan sebelum banyak pembeli yang datang dan mengantri penjual pentol bakar tersebut sudah membakar terlebih dahulu dan menyiapkan yang sudah matang untuk siap-siap agar tidak terlalu banyak yang mengantri.
      Namun disisi lain pentol bakar menyebabkan polusi udara, karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran menyebar kemana-mana, dan juga dapat memicu pemanasan global karena asap yang berasal dari pembakaran yang tidak sempurna dapat mengendap di ozon dan dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon.

      Meskipun begitu asap yang timbul dari pembakarn merupakan daya tarik tersendiri bagi pembeli yang baunya sangat harum dan menyebabkan ingin membelinya. Bau yang timbul dari asap tersebut sama halnya dengan bau sate yang sedang dibakar, sehingga banyak yang berminat ingin mencicipi dan membelinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar